Tergagap aku…
itu kali pertama aku berdiri di depan makammu, semua do’anya sudah kuhafal..tetap saja aku tergagap..hanya butir-butir waktu seribu lima ratus tahun yang terangkai-rangkai dalam untaian tari di pelataran kalbu..sebab serumulah yang membawaku kesini
Berdiri! berdirilah saudaraku! beri hormat pada lelaki ini! Berdirilah! ucapkanlah shalawat untuknya. Dialah tuan seluruh anak cucu Adam. Dialah pemimpin semua Nabi dan Rasul. Dialah yang hadir di penghuju sejarah Persia dan Romawi, di waktu kedua imperium itu mendekati jurang. Dialah yang menyelamatkan manusia dari kehancuran.
Dialah sang guru, Coba cari semua sisi kepahlawanan pada semua pahlawan yang mengisi ruang sejarah. lalu kumpulkan semuanya. Nanti kau temukan semua itu dalam diri sang guru yang terbaring tenang di hadapanku ini. kebaikan yang berserakan pada seluruh pahlawan menyatu ajeg dalam dirinya sendiri
Sendiri pada mulanya dia menyeru, Lalu lebih dari seratus ribu sahabat yang ia tinggalkan saat wafat, sendiri pada mulanya ia melawan. lantas ada enam puluh delapan pertempuran yang ia komandani. Tak punya apa-apa saat ia lahir.Lalu ada kekuasaan seluruh jazirah Arab yang ia wariskan saat ia wafat.
tapi apa yang lebih agung daripada itu adalah seruannya. sampai juga akhirnya cahaya itu pada kita. sekarang ada lebih dari satu koma tiga milyar manusia muslim yang menyebut namanya setiap saat. Seperti kakeknya, Ibrahim, yang pernah berdo’a : hadirkanlah segenap jiwa muslim ini ke rumahMu ya ALLAH! seperti itu jua ia berseru : jumlahmu yang banyak itu lah kebanggaanku di hari kiamat.
Cinta, itu lah sebabnya, Ia mencintai semua manusia. Ia mau melakukan apapun untuk menghadirkan damai, selamat dan bahagia bagi manusia. Cintalah yang membuatnya mampu menampung segala keluh di dalam hatinya. Di hatinya yang lapang engkau boleh menumpahkan segala keluh dan harapmu, makin lama kau di sisinya, makin dalam cintamu padanya. waktu lah yang akan membuka tabir keagungannya satu-satu padamu.
Mungkin bukan itu benar yang membuatnya jadi teramat agung. Ada yang lebih agung dari sekedar itu. Ia bukan hanya hebat.bukan hanya pahlawan. Dia juga melahirkan banyak pahlawan. Dia tidak hanya menjadi sesuatu. Dia juga menjadikan orang lain di sekitarnya sesuatu, Orang lain hanya jadi pahlawan, orang-orang lain hanya mencatat kepahlawanannya, mereka tidak menjadi apa-apa.
Bangkit di tengah orang-orang yang buta huruf, berserakan, nomaden, tidaklah mudah meyakinkan mereka menerima apa yang dia bawa. Menyatukan mereka apalagi. Menjadikan mereka pemimpin apalagi. Tapi begitulah kejadiannya : ia merakit kembali kepribadian mereka, menyatukan mereka. Lalu jadilah para penggembala kambing itu pemimpin-pemimpin dunia. Pada mulanya adalah embun, Laut kemudian akhirnya. Dari embun ke laut : terbentang riwayat kepahlawanan yang agung.
“Assalamu’alaika Ya Rasulullaaah..”
– dikutip dari “Mencari Pahlawan Indonesia” – Anis Matta